Pengalaman terkena Covid

 Sesuai dengan judul yang kalian lihat, disini saya akan membagikan cerita atau sedikit sharing mengenai covid19. Saya menceritakan bagaimana sih kira-kira saya bisa terpapar virus ini. Nahh jadi, awalnya adalah ketika saya sehabis dari pemakaman mama dari kakak ipar saya, itu saya pulang sampai dirumah sekitar jam setengah 10 malam, kondisi saat itu saya mengendarai sepeda motor Bersama dengan ibu saya. Keesokan harinya saya merasa tidak enak badan, dan saya pikir “ohh mungkin ini masuk angin karena kemarin malam-malam saya tidak menggunakan jaket”. Setelah sekitar 1-2 harian, saya merasa masuk anginnya masih terasa, dan kali ini saya merasakan demam juga, begitu saya merasa demam, langsung saya meminum paracetamol yang tersedia dirumah. Keesokan harinya, ibu saya mengantarkan saya untuk pergi ke dokter, dan setelah meminum obat dari dokter saya sudah merasa baikan. Tetapi, setelah demam nya sudah tidak saya rasakan kembali, muncul gejala lainnya yaitu pilek dan batuk yang disertai tenggorakan gatal.

Yang terkena covid adalah saya dan bapak saya. Gejala awal bapak saya, kurang lebih sama dengan saya. Ditandai dengan demam, pilek, dan juga batuk. Keesokan harinya, bapak saya inisiatif untuk rapid test dan saya menunggu dirumah dengan harapan hasilnya ialah negative. Tetapi, setelah sampai dirumah, bapak saya mengabarkan bahwa beliau positive covid19. Saya disitu langsung menjaga jarak dengan beliau, menggunakan masker, dan menerapkan protocol lainnya. Pikiran saya saat mengetahui kabar itu sangatlah kacau, begitu saya di telpon oleh kakak saya bahwa dia memastikan apakah kabar tersebut benar, saya langsung menangis. Saya merasa kasihan dengan bapak saya, yang usianya sudah tidak muda lagi dan beliau pun ada penyakit komorbid. Setelah mengetahui bapak saya ternyata positive covid, saya dan ibu langsung menuju rumah sakit untuk di test, apakah ada salah satu diantara kami yang positive juga atau tidak. Hampir 1 jam kami menunggu hasilnya, kemudian nama saya dipanggil oleh petugasnya dan dia mengatakan kalau saya positive covid. Disitu saya menangis dan pikiran saya sudah kemana-mana. Kemudian, hasil ibu saya keluar dan menunjukkan bahwa beliau Alhamdulillah negative covid.

Setelah sampai dirumah kami pun langsung menjaga jarak dan mengharuskan saya dan bapak saya untuk isolasi mandiri. Sekitar di hari ke-3 saya isolasi mandiri, saya mulai kehilangan indera penciuman, dan malamnya saya kehilangan indera perasa. Dan Alhamdulillah saya merasakan itu tidak terlalu lama, mungkin sekitar 3-4 harian. Hari demi hari pun berlalu, setelah saya dan bapak saya melakukan isolasi mandiri sekitar 13 hari dirumah, saya dan bapak saya dinyatakan negative dari covid. Saya merasa bersyukur kepada Allah SWT, Alhamdulillah saya tidak merasakan adanya sesak napas, saturasinya selalu normal, dan benar-benar tidak ada gejala yang mengkhawatirkan. Hal yang saya lakukan ketika saya terkena covid dan mungkin bisa menjadi tips bagi yang membaca tulisan ini, selalu berdoa memohon kesembuhan kepada-Nya, mungkin bagi umat Muslim bisa diamalkan untuk membaca Surah Yasin di pagi dan sore hari dengan niat untuk memohon kesembuhan. Dan yang paling penting harus semangat menjalani isolasi mandiri dirumah, masih banyak impian yang harus kita raih, masih ada orang tua yang harus kita banggakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kue Putu

MITOS MENUNJUK KUBURAN

Kucing Sebatang Kara