Kue Putu

Kue putu merupakan makanan tradisional yang bisa dibilang sudah mulai jarang kita temui, dulu dirumah saya hampir setiap hari penjual putu lewat di depan rumah dengan menggunakan sepeda, tetapi sekarang penjual tersebut sudah jarang menjual putu. Kue ini bercita rasa manis yaitu menggunakan gula merah dalam adonannya, dan juga ada sensasi gurih dari parutan kelapa dan menggunakan tepung beras dalam adonannya. Kue ini di kukus dengan diletakkan di dalam tabung bambu yang sedikit dipadatkan. Kue ini dijual pada saat matahari terbenam sampai larut malam. Suara khas uap yang keluar dari alat suitan ini sekaligus menjadi alat promosi bagi pedagang yang berjualan. Kebanyakan warna dari kue putu ini adalah putih dan hijau.

Putu versi Bugis (Sulawesi Selatan) memakai beras ketan hitam tanpa gula. Putu dimakan dengan taburan parutan kelapa dan sambal. Putu Bugis hanya dijual pagi hari sebagai pengganti sarapan yang praktis. Kue putu sendiri sudah merambah ke negara lain, seperti Singapura dan Malaysia, meskipun nama dan bentuk untuk kue ini sedikit berbeda, tetapi rasanya sendiri sama dengan kue putu tradisional Indonesia itu sendiri. Berikut merupakan sejarah kue putu yang dikutip dari fimela.com.


Dikutip dari Republika, penggiat sejarah Jelajah Jejak Malang (JJM), Mochammad Antik mengatakan bahwa kue khas Jawa ini sebenarnya bisa ditemukan di China Silk Museum. Kue ini sudah ada sejak 1200 tahun yang lalu, di masa Dinasti Ming.

Dulunya, kue ini disebut XianRoe Xiao Long, yaitu kue dari tepung beras yang diisi kacang hijau lembut yang dimasak dalam cetakan bambu. Sedangkan berkembang sehingga disebut putu, karena dalam naskah sastra lama, Serat Centhini yang ditulis pada tahun 1814 di masa kerajaan Mataram, muncullah nama puthu.

Di naskah tersebut, disebutkan bahwa Ki Bayi Panurta yang meminta santrinya menyediakan hidangan pagi menyajikan makanan pendamping berupa serabi dan puthu. Begitu pula di naskah lainnya. Puthu identik dengan kudapan yang disajikan pagi hari. Isian puthu sendiri ikut berubah dari kacang hijau jadi gula jawa yang saat itu tentunya, lebih mudah didapatkan.

Jadi seperti itu cerita asal muasal kue putu. Kue yang jika dibuat, mengeluarkan suara nyaring ini memang menjadi kue tradisional yang unik dan tak bisa diabaikan begitu saja. Sebagai salah satu warisan kuliner Indonesia, memang sudah sewajarnya kita mengenal sejarah kue putu.



 

Sumber:

Wikipedia

Fimela.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MITOS MENUNJUK KUBURAN

Kucing Sebatang Kara